EUR/JPY melemah di sekitar 165,50 selama jam perdagangan Asia hari Selasa, menyusul level tertinggi tiga bulan di 166,07 yang dicapai hari Senin. Yen Jepang (JPY) telah berada di bawah tekanan karena meningkatnya ketidakpastian mengenai rencana kenaikan suku bunga Bank of Japan (BoJ), terutama setelah koalisi Partai Demokratik Liberal Jepang (LDP) kehilangan mayoritas di parlemen.
Keputusan suku bunga Bank of Japan (BoJ) akan menjadi fokus utama pada hari Kamis, dengan hampir 86% ekonom yang disurvei oleh Reuters memprakirakan bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga saat ini pada pertemuan bulan Oktober.
Pada hari Selasa, Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato menyatakan bahwa ia “mengamati pergerakan valas, termasuk yang didorong oleh para spekulan, dengan kewaspadaan yang lebih tinggi,” namun menahan diri untuk tidak mengomentari level valas tertentu. Kato menekankan pentingnya pergerakan mata uang yang stabil yang mencerminkan fundamental ekonomi.
Dari sisi Euro, para pembuat kebijakan di Bank Sentral Eropa (ECB) telah menyatakan pendapat yang berbeda mengenai kebijakan moneter dalam beberapa hari terakhir. Pierre Wunsch, Gubernur Bank Nasional Belgia dan anggota Dewan Gubernur ECB menyatakan pada hari Senin bahwa tidak ada urgensi bagi bank sentral untuk mempercepat penurunan suku bunga, dan menyarankan agar bank sentral dapat menoleransi suku bunga yang rendah.
Sebaliknya, Mario Centeno, Gubernur Bank of Portugal, berpendapat bahwa penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin harus dipertimbangkan sebagai opsi potensial untuk bulan Desember. Sementara itu, Gubernur Bank of Italy Fabio Panetta menyuarakan kekhawatirannya mengenai apakah ECB dapat menghentikan penurunan suku bunga setelah mencapai level netral, dimana kebijakan moneter tidak lagi membatasi pertumbuhan.